I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanaman
lengkeng berasal dari Sri lanka, India, Birma dan Cina. Jenis-jenis kelenkeng
liar banyak ditemukan di Kalimantan Timur degan nama buku, ihaw, medaru, kakus
atau mata kucing. Tanaman ini mirip dengan leci yang tumbuh di dataran tinggi.
Di Indonesia, kelengkeng terdapat di Temanggung, Magelang, sedangakn leci di
terdapat di Bali.
Kelengkeng (Nephelium
logan L.) bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari negeri Cina,
Kelengkeng di Indonesia terdapat beberapa varietas antara lain kelengkeng
lokal, kelengkeng Pingpong dan Diamond River dari Vietnam, Kelengkeng Itoh dari
Thailand.
Kebanyakan kelengkeng
lokal di Indonesia karakter buahnya kecil, dagingnya tipis dan bijinya besar,
bahkan untuk pembungaan butuh waktu bertahun tahun, sedangkan faktor penanaman
dan pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka produksi dan kualitasnya akan
menjadi rendah. Namum kita cukup bersyukur karena mulai tahun 2006 telah muncul
kelengkeng varietas unggul dengan nama Kelengkeng Jendral.
Kelengkeng Jendral
milik Bapak Marsekal Muda TNI (Purn) Prayitno Ramelan merupakan kelengkeng
mutasi baru yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan kelengkeng lokal pada
umumnya, sehingga mempunyai prospek pasar yang cerah. Kelengkeng Jendral ini
memiliki daya adaptasi yang luas dan dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 10
sampai 1.000 meter dpl. Keunggulan lain dari kelengkeng ini adalah buahnya
lebat, ukuran buahnya besar, daging buahnya tebal dan bijinya kecil sebesar
biji randu (klengteng : Jawa), rasanya manis, tidak berair serta mempunyai daya
simpan yang lebih lama.
Agar
Kelengkeng mampu berproduksi dengan baik dan dapat berbuah diluar musim (off
season), sesuai yang kita kehendaki maka diperlukan perlakuan khusus, AGROTECH MANDIRI - JAWA TIMUR berusaha
berperan dalam peningkatan produksi secara K-3 yaitu Kuantitas, Kualitas dan
Kelestarian sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas 2010.
Pohon lengkeng memerlukan perawatan yang
khusus seperti pengerokan kulit luar batang, pemangkasan dan pemberongsongan.
Lengkeng yang baik biasanya menghasilkan buah yang baik setelah berumur 6-8
tahun. Pada saat panen ketika pohon telah berumur 10 tahun, produksi buah tidak
kurang dari 50kg/pohon.
Musim
panen lengkeng di bulan Januari-Februari dengan produksi 300–600 kg per pohon.
Lengkeng termasuk buah non-klimakterik sehingga harus dipanen matang di pohon
karena tidak dapat diperam. Pemanenan dilakukan dengan alat yang dapat memotong
tangkai rangkaian buah. Alat panen berupa gunting bertangkai panjang yang
tangkainya dapat diatur dari bawah. Tanda-tanda buah matang adalah warna kulit
buah menjadi kecokelatan gelap, licin, dan mengeluarkan aroma. Rasanya manis
harum, sedangkan buah yang belum matang rasanya belum manis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Botani
Tanaman
1.
Tanaman lengkeng diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Sapindales
Famili :
Sapindaceae
Genus :
Nephelium
Spesies : Nephelium
longanum L.
2.
Akar
Akar tunggangnya lebih dari 3 m
dalamnya, dan tetap langgeng akar lateralnya memencar sampai di batas proyeksi
tajuknya, dengan akar-akar penyerap hara menancap sedalam 6 m. Akar penyerap
ini mempunyai fungsi menyerap air maupun zat makanan.Pada akar ini mempunyai
jaringan pengangkut berupa floem dan xylem. Untuk
floem terbagi menjadi 2 macam yakni floem primer dan floem sekunder,
masing-masing floem primer mengandung kanal tunggal. Pada floem sekunder kanal
ini berukuran lebih kecil.
Lengkeng
merupakan tanaman keras mempunyai batang dan kayu yang kuat, sistem perakaran
sangat luas dan mempunyai akar tunggang yang sangat dalam (terutama tanaman
lengkeng yang berasal dari biji), sehingga sangat tahan terhadap kekeringan dan
tidak mudah roboh.
3.
Daun
Daun
lengkeng termasuk daun majemuk tiap tangkai memiliki tiga sampai enam pasang
helai daun. Bentuknya bulat panjang, ujungnya agak runcing tidak berbulu,
tepinya rata dan permukaan nya mempunyai lapisan lilin. Kuncup daunnya berwarna
kuning kehijauan, tetapi ada pula yang berwarna merah.
4.
Bunga
Yang harus kita perhatikan
adalah bahwa tanaman lengkeng dilihat dari bunganya terbagi menjadi 4 jenis
yaitu:
-
Lengkeng
jantan (hanya menghasilkan bunga jantan)
-
Lengkeng
betina (hanya menghasilkan bunga betina)
-
Lengkeng
jantan dan betina (dalam satu pohon terdapat bunga jantan
dan betina).
-
Lengkeng
hermaprodit (dalam satu bunga terdapat putik/betina dan serbuk sari/jantan).
5.
Bunga
Biji
besar kecil agak besar .Warna kulit buah matang agak gelap cerah agak cerah,
daging buah tipis tebal kurang tebal. Sifat
daging buah lengket ngelotok ngelotok. Rasa kurang manis manis segar manis.
Aroma langu agak harum kurang harum.
Buah
lengkeng berbentuk malai yang terletak di ujung rantingnya, warna kuning muda
atau putih kekuningan, ukurannya sangat kecil sehingga hanya sangat jelas bila
memakai alat pembesar.
B.
Syarat
Tumbuh
1.
Iklim
Tanaman lengkeng sangat
menyukai sinar matahari. Apabila tanaman lengkeng kekurangan sinar
matahari, maka produktivitasnya akan menurun atau tidak akan berbuah bila
dinaungi tanaman lain. Suhu harian di sentra penghasil lengkeng minimun antara
15-25° C dan maksimun antara 25-35° C. Tanaman ini akan tumbuh baik dan
produktif bila ditanam pada suhu harian rata-rata 27°C.
Lengkeng dapat tumbuh baik di
daerah – daerah yang mempunyai tipe iklim B (basah), tipe iklim C (agak basah)
dan tipe iklim D (sedang). Penentuan tipe iklim tersebut didasarkan pada rumus
dikemukakan oleh Schmidt Fergusson, yakni perbandingan rata – rata jumlah bulan
kering dengan rata- rata jumlah bulan basah yang dinyatakan dalam persen. Curah
hujan 1.500-3.000 mm per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering.
Tinggi tanaman dapat mencapai 40 m.
Lebih cocok ditanam di dataran rendah (300-900 m dpl), tipe iklim basah dengan
musim kering tidak lebih dari 4 bulan. Suhu malam dingin selama musim kemarau
(15° - 20° C) mendorong tanaman berbunga. Ada tanaman yang berbunga sempurna
maupun hanya berbunga betina atau jantan saja. Tanaman kelengkeng berbunga
setahun sekali, biasanya pada bulan Agustus-Oktober dan buah dapat dipanen 4
bulan setelah bunga mekar. Buah kelengkeng berbentuk bulat besar, kulit hijau
kasar ketika masih muda dan kuning kecoklatan setelah tua serta tidak berbulu.
Daging buah bening berair, dengan rasa manis dan aroma yang khas. RH tanaman lengkeng adalah
60-80 %.
2.
Tanah
Lengkeng dapat tumbuh baik di
daerah – daerah yang tanahnya bertekstur halus dengan pH 5,5 sampai 6,5. Tanah
bertekstur halus biasanya adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari lempung
atau tanah yang tidak berpasir, misalnya tanah andosol, vertisol, latosol atau
laterit dan sebagainya.
Sifat
fisik tanah yang penting adalah tekstur dan struktur tanah. Tekstur tanah yang cocok untuk
tanaman jambu mete adalah tanah yang bertekstur lempung berpasir, liat
berpasir, tanah berpasir, dan pasir liat. Sdangkan struktur tanah yang baik
untuk tanaman jambu mete adalah tanah yang genbur dan mudah mengikat air.
Di Indonesia tanaman lengkeng
dapat tumbuh di ketinggian tempat 1-1.200 m dpl. Batas optimum ketinggian
tempat hanya sampai 700 m dpl, kecuali untuk tujuan rehabilitasi tanah kritis.
C. Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Trusuk
Serangga ini ukurannya sebesar semut hitam,
warnanya coklat dan bersayap. Hama ini menyerang bagian batang, terutama batang
pokoknya, yakni dengan cara membuat lubang dan masuk ke dalamnya. Apabila
jumlahnya sangat banyak, pohon lengkeng yang diserang tentu terdapat lubang
yang banyak pula. Lengkeng yang terserang hama trusuk menunjukkan perubahan
pada warna daunnya, yakni semula berwarna hijau menjadi kunig dan akhirnya
rantok. Dengan rontoknya daun-daun tersebut, cabang-cabang menjadi kering dan
mengakibatkan kematian. Pengendalian hama trusuk dapat dilakukan dengan
penyemprotan insektisida pada batang yang telah terserang oleh hama tersebut.
Namun akan lebih baik kalua dilakukan pencegahan secara dini sebelum terserang,
yakni dengan melakukan penyemprotan insektisida pada batang-batang tanaman
lengkeng yang sehat, terutama batang pokoknya.
b. Kelelawar
Kelelawar juga termasuk hama yang sangat
merugikan petani, makan buah-buah masak dan merontokkan buah-buah muda. Untuk
mengatasi gangguan kelelawar, buah lengkeng pada malainya harus diberongsong
dengan anyaman bambu atau tepes kelapa.
3.
Penyakit
Salah satu
penyakit yang sering mengganggu tanaman lengkeng adalah Jamur. Penyakit ini
pada umumnya menyerang batang pohon lengkeng, terutama batang pokoknya. Pemberantasannya
dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida pada batang yang terserang.
III.
BAHAN DAN METODE PRAKTEK LAPANG
A. Tempatdan Waktu Praktek Lapang
Praktek lapangakan
dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar,
Kabupaten Aceh Barat. Waktu pelaksanaan dimulai daribulan desember sampai selesai.
B. Bahandan Alat Praktek Lapang
1. Bahan
Bahan-bahan yang
akan digunakan dalam pelaksanaan praktek lapang ini adalah sebagai berikut:
a. Biji kelengkeng
Biji yang
digunakan dalam praktek lapang ini menggunakan biji local yang
diperoleh dari pasarbuah Meulaboh, Aceh Barat.
b. Tanah
Yaitu tanah lapisan atas (top soil)
yang berada di lahan percobaan fakultas pertanian.
c. Pupuk kandang
Merupakan kotoran kerbau yang
sudah terdekomposisi dengan sempurna, pupuk kandang di peroleh di
peternakan masyarakat desa alue peunyareng.
d. Polybag
Ukuran
yang digunakan adalah isi 0,5 kg, sebagai tempat media tanam.
2. Alat
Alat-alat yang
akan digunakan dalam praktek lapang ini berupa naungan dari jaring plastik / paranet,
cangkul, parang, gembor, semprotan, ember, pamplet nama, tali, alattulis, dll.
D. Pelaksanaan Penelitian Praktek Lapang
1. Persiapan naungan
Membuat naungan dengan menggunakan jaring paranet,
yaitu untuk mengatur tekanan cahaya yang masuk kebibit tanaman.
2. Persiapan
media tanam
Yaitu tanah top soil
diaduk dengan pupuk kandang, kemudian dimasukan kedalam polybag yang sudah disiapkan,
setelah itu polybag diatur dibawah naungan.
3 Pemilihan biji
Biji kelengkeng yang di gunakan adalah biji yang selain vigor juga seragam.
4. Perlakuan biji
Sebelum ditanam biji terlebih dahulu direndam dan di
keringanginkan.
5. Penanaman biji
Penanaman biji dilakukan langsung kepolybag, biji yang
ditanam adalah biji yang telah di seleksi dengan perlakuan-perlakuan diatas.
6. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan
sore, namun juga tergantung pada kondisi hujan didaerah setempat.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman
yang layu, kerdil, ata umati. Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 7
hari setelah tanam.
c. Pemupukan
Pemberian pupuk
nitrogen pada bibit kelengkeng untuk memacu pertumbuhan vegetatif yaitu dengan memberikan pupuk
urea/ZA. Pemupukan dilakukan dua kali dalam sebulan dengan dosis 2 gr per
bibit dan diberikan dengan jarak 3 cm dari batang dengan melubangi media
lalu disiram dengan air. (Cahyono,2010).
7. Pengamatan
Pengamatan yang
dilakukan adalah mengukur tinggi tanaman tiga( 3 ) hari sekali selama satu bulan ( 30 )
hari setelah
tanam.