Senin, 13 Oktober 2014

BUDIDAYA KELENGKENG

I.       PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Tanaman lengkeng berasal dari Sri lanka, India, Birma dan Cina. Jenis-jenis kelenkeng liar banyak ditemukan di Kalimantan Timur degan nama buku, ihaw, medaru, kakus atau mata kucing. Tanaman ini mirip dengan leci yang tumbuh di dataran tinggi. Di Indonesia, kelengkeng terdapat di Temanggung, Magelang, sedangakn leci di terdapat di Bali.
Kelengkeng (Nephelium logan L.) bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari negeri Cina, Kelengkeng di Indonesia terdapat beberapa varietas antara lain kelengkeng lokal, kelengkeng Pingpong dan Diamond River dari Vietnam, Kelengkeng Itoh dari Thailand.
Kebanyakan kelengkeng lokal di Indonesia karakter buahnya kecil, dagingnya tipis dan bijinya besar, bahkan untuk pembungaan butuh waktu bertahun tahun, sedangkan faktor penanaman dan pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka produksi dan kualitasnya akan menjadi rendah. Namum kita cukup bersyukur karena mulai tahun 2006 telah muncul kelengkeng varietas unggul dengan nama Kelengkeng Jendral.
Kelengkeng Jendral milik Bapak Marsekal Muda TNI (Purn) Prayitno Ramelan merupakan kelengkeng mutasi baru yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan kelengkeng lokal pada umumnya, sehingga mempunyai prospek pasar yang cerah. Kelengkeng Jendral ini memiliki daya adaptasi yang luas dan dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 10 sampai 1.000 meter dpl. Keunggulan lain dari kelengkeng ini adalah buahnya lebat, ukuran buahnya besar, daging buahnya tebal dan bijinya kecil sebesar biji randu (klengteng : Jawa), rasanya manis, tidak berair serta mempunyai daya simpan yang lebih lama.   
Agar Kelengkeng mampu berproduksi dengan baik dan dapat berbuah diluar musim (off season), sesuai yang kita kehendaki maka diperlukan perlakuan khusus, AGROTECH MANDIRI - JAWA TIMUR berusaha berperan dalam peningkatan produksi secara K-3 yaitu Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas 2010.
Pohon lengkeng memerlukan perawatan yang khusus seperti pengerokan kulit luar batang, pemangkasan dan pemberongsongan. Lengkeng yang baik biasanya menghasilkan buah yang baik setelah berumur 6-8 tahun. Pada saat panen ketika pohon telah berumur 10 tahun, produksi buah tidak kurang dari 50kg/pohon.
Musim panen lengkeng di bulan Januari-Februari dengan produksi 300–600 kg per pohon. Lengkeng termasuk buah non-klimakterik sehingga harus dipanen matang di pohon karena tidak dapat diperam. Pemanenan dilakukan dengan alat yang dapat memotong tangkai rangkaian buah. Alat panen berupa gunting bertangkai panjang yang tangkainya dapat diatur dari bawah. Tanda-tanda buah matang adalah warna kulit buah menjadi kecokelatan gelap, licin, dan mengeluarkan aroma. Rasanya manis harum, sedangkan buah yang belum matang rasanya belum manis.




II.    TINJAUAN PUSTAKA

A.     Botani Tanaman
1.      Tanaman lengkeng diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Sapindaceae
Genus              : Nephelium
Spesies            : Nephelium longanum L.
2.      Akar
Akar tunggangnya lebih dari 3 m dalamnya, dan tetap langgeng akar lateralnya memencar sampai di batas proyeksi tajuknya, dengan akar-akar penyerap hara menancap sedalam 6 m. Akar penyerap ini mempunyai fungsi menyerap air maupun zat makanan.Pada akar ini mempunyai jaringan pengangkut berupa floem dan xylem. Untuk floem terbagi menjadi 2 macam yakni floem primer dan floem sekunder, masing-masing floem primer mengandung kanal tunggal. Pada floem sekunder kanal ini berukuran lebih kecil.
Lengkeng merupakan tanaman keras mempunyai batang dan kayu yang kuat, sistem perakaran sangat luas dan mempunyai akar tunggang yang sangat dalam (terutama tanaman lengkeng yang berasal dari biji), sehingga sangat tahan terhadap kekeringan dan tidak mudah roboh.
3.      Daun
Daun lengkeng termasuk daun majemuk tiap tangkai memiliki tiga sampai enam pasang helai daun. Bentuknya bulat panjang, ujungnya agak runcing tidak berbulu, tepinya rata dan permukaan nya mempunyai lapisan lilin. Kuncup daunnya berwarna kuning kehijauan, tetapi ada pula yang berwarna merah.
4.      Bunga
Yang harus kita perhatikan adalah bahwa tanaman lengkeng dilihat dari bunganya terbagi menjadi 4 jenis yaitu:
-         Lengkeng jantan (hanya menghasilkan bunga jantan)
-         Lengkeng betina (hanya menghasilkan bunga betina)
-         Lengkeng jantan dan betina (dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan  betina).
-         Lengkeng hermaprodit (dalam satu bunga terdapat putik/betina dan serbuk sari/jantan).
5.      Bunga
Biji besar kecil agak besar .Warna kulit buah matang agak gelap cerah agak cerah, daging buah tipis tebal kurang tebal. Sifat daging buah lengket ngelotok ngelotok. Rasa kurang manis manis segar manis. Aroma langu agak harum kurang harum.
Buah lengkeng berbentuk malai yang terletak di ujung rantingnya, warna kuning muda atau putih kekuningan, ukurannya sangat kecil sehingga hanya sangat jelas bila memakai alat pembesar.
B.     Syarat Tumbuh
1.      Iklim
Tanaman lengkeng sangat menyukai sinar matahari. Apabila tanaman lengkeng  kekurangan sinar matahari, maka produktivitasnya akan menurun atau tidak akan berbuah bila dinaungi tanaman lain. Suhu harian di sentra penghasil lengkeng minimun antara 15-25° C dan maksimun antara 25-35° C. Tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila ditanam pada suhu harian rata-rata 27°C.
Lengkeng dapat tumbuh baik di daerah – daerah yang mempunyai tipe iklim B (basah), tipe iklim C (agak basah) dan tipe iklim D (sedang). Penentuan tipe iklim tersebut didasarkan pada rumus dikemukakan oleh Schmidt Fergusson, yakni perbandingan rata – rata jumlah bulan kering dengan rata- rata jumlah bulan basah yang dinyatakan dalam persen. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering.
            Tinggi tanaman dapat mencapai 40 m. Lebih cocok ditanam di dataran rendah (300-900 m dpl), tipe iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari 4 bulan. Suhu malam dingin selama musim kemarau (15° - 20° C) mendorong tanaman berbunga. Ada tanaman yang berbunga sempurna maupun hanya berbunga betina atau jantan saja. Tanaman kelengkeng berbunga setahun sekali, biasanya pada bulan Agustus-Oktober dan buah dapat dipanen 4 bulan setelah bunga mekar. Buah kelengkeng berbentuk bulat besar, kulit hijau kasar ketika masih muda dan kuning kecoklatan setelah tua serta tidak berbulu. Daging buah bening berair, dengan rasa manis dan aroma yang khas. RH tanaman lengkeng adalah 60-80 %.
2.      Tanah
Lengkeng dapat tumbuh baik di daerah – daerah yang tanahnya bertekstur halus dengan pH 5,5 sampai 6,5. Tanah bertekstur halus biasanya adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari lempung atau tanah yang tidak berpasir, misalnya tanah andosol, vertisol, latosol atau laterit dan sebagainya.
Sifat fisik tanah yang penting adalah tekstur dan struktur tanah. Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman jambu mete adalah tanah yang bertekstur lempung berpasir, liat berpasir, tanah berpasir, dan pasir liat. Sdangkan struktur tanah yang baik untuk tanaman jambu mete adalah tanah yang genbur dan mudah mengikat air.
Di Indonesia tanaman lengkeng dapat tumbuh di ketinggian tempat 1-1.200 m dpl. Batas optimum ketinggian tempat hanya sampai 700 m dpl, kecuali untuk tujuan rehabilitasi tanah kritis.

C.  Hama dan Penyakit
1.  Hama
a. Trusuk
Serangga ini ukurannya sebesar semut hitam, warnanya coklat dan bersayap. Hama ini menyerang bagian batang, terutama batang pokoknya, yakni dengan cara membuat lubang dan masuk ke dalamnya. Apabila jumlahnya sangat banyak, pohon lengkeng yang diserang tentu terdapat lubang yang banyak pula. Lengkeng yang terserang hama trusuk menunjukkan perubahan pada warna daunnya, yakni semula berwarna hijau menjadi kunig dan akhirnya rantok. Dengan rontoknya daun-daun tersebut, cabang-cabang menjadi kering dan mengakibatkan kematian. Pengendalian hama trusuk dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida pada batang yang telah terserang oleh hama tersebut. Namun akan lebih baik kalua dilakukan pencegahan secara dini sebelum terserang, yakni dengan melakukan penyemprotan insektisida pada batang-batang tanaman lengkeng yang sehat, terutama batang pokoknya.
b. Kelelawar
Kelelawar juga termasuk hama yang sangat merugikan petani, makan buah-buah masak dan merontokkan buah-buah muda. Untuk mengatasi gangguan kelelawar, buah lengkeng pada malainya harus diberongsong dengan anyaman bambu atau tepes kelapa. 
3.      Penyakit
Salah satu penyakit yang sering mengganggu tanaman lengkeng adalah Jamur. Penyakit ini pada umumnya menyerang batang pohon lengkeng, terutama batang pokoknya. Pemberantasannya dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida pada batang yang terserang.


III. BAHAN DAN METODE PRAKTEK LAPANG

A. Tempatdan Waktu Praktek Lapang
Praktek lapangakan dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Kabupaten Aceh Barat. Waktu pelaksanaan dimulai daribulan desember sampai selesai.

B.  Bahandan Alat Praktek Lapang
1.   Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan praktek lapang ini adalah sebagai berikut:
a.       Biji kelengkeng
Biji yang digunakan dalam praktek lapang ini menggunakan biji local yang diperoleh dari pasarbuah Meulaboh, Aceh Barat.
b.      Tanah
Yaitu tanah lapisan atas (top soil) yang berada di lahan percobaan fakultas pertanian.
c.       Pupuk kandang
Merupakan kotoran kerbau yang sudah terdekomposisi dengan sempurna, pupuk kandang di peroleh di peternakan masyarakat desa alue peunyareng.
d.      Polybag
Ukuran yang digunakan adalah isi 0,5 kg, sebagai tempat media tanam.  
2.      Alat
Alat-alat yang akan digunakan dalam praktek lapang ini berupa naungan dari jaring plastik / paranet, cangkul, parang, gembor, semprotan, ember, pamplet nama, tali, alattulis, dll.
D.  Pelaksanaan Penelitian Praktek Lapang
1.   Persiapan naungan
Membuat naungan dengan menggunakan jaring paranet, yaitu untuk mengatur tekanan cahaya yang masuk kebibit tanaman.
2.   Persiapan media tanam
Yaitu tanah top soil diaduk dengan pupuk kandang, kemudian dimasukan kedalam polybag yang sudah disiapkan, setelah itu polybag diatur dibawah naungan.
3    Pemilihan biji
Biji kelengkeng yang di gunakan adalah biji yang selain vigor juga seragam.
4.      Perlakuan biji
Sebelum ditanam biji terlebih dahulu direndam dan di keringanginkan.
5.   Penanaman biji
Penanaman biji dilakukan langsung kepolybag, biji yang ditanam adalah biji yang telah di seleksi dengan perlakuan-perlakuan diatas.
6.   Pemeliharaan
a.   Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore, namun juga tergantung pada kondisi hujan didaerah setempat.
b.   Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang layu, kerdil, ata umati. Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam.
      c.   Pemupukan
Pemberian pupuk nitrogen pada bibit kelengkeng untuk memacu pertumbuhan vegetatif yaitu dengan memberikan pupuk urea/ZA. Pemupukan dilakukan dua kali dalam sebulan dengan dosis 2 gr per bibit dan diberikan dengan jarak 3 cm dari batang dengan melubangi media lalu disiram dengan air. (Cahyono,2010).
7.      Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan adalah mengukur tinggi tanaman tiga( 3 ) hari sekali selama satu bulan ( 30 ) hari setelah
tanam.